Kamis, 05 April 2012

Riset: Makanan Bayi Kemasan Rendah Nutrisi

Makanan pendamping ASI umumnya diberikan setelah usia bayi mencapai enam bulan.  Namun, berbeda dari generasi sebelumnya yang cenderung membuat bubur sendiri, para ibu masa kini lebih cenderung membeli MPASI kemasan dengan alasan lebih praktis dan memiliki nutrisi lebih lengkap.
Namun, sebuah penelitian menunjukkan bubur bayi kemasan mengandung nutrisi lebih sedikit daripada yang dibutuhkan bagi pertumbuhan bayi. Ahli menemukan, bahkan makanan bayi dengan merek ternama sekalipun mengandung nutrisi kurang dari seperlima kebutuhan nutrisi harian.
Peneliti dari University of Greenwich menganalisis kandungan nutrisi delapan makanan bayi populer yang diberikan pada bayi berusia 6-12 bulan. Makanan tambahan kemasan ini bervariasi dari beberapa merek tertentu termasuk varietas yang mengklaim menggunakan daging, sayuran dan nabati.

Menggunakan analisis induktivitas pasangan plasma-spektometer emisi optik   pakar menemukan bubur tambahan berbasis daging mengandung nutrisi kurang dari seperlima pasokan nutrisi harian yang dibutuhkan antara lain kalsium, magnesium, seng, kalium tembaga, dan sodium. Bahkan makanan kemasan hanya mengandung 3 persen dari jumlah yang direkomendasikan, 7 persen seng dan 6 persen zat besi.
Para ahli mengingatkan, bayi yang hanya diberi susu formula dan makanan kemasan mengasup nutrisi yang lebih sedikit bagi pertumbuhan, perkembangan dan perlindungan terhadap penyakit.

Pasar global makanan bayi terus meningkat. Diperkirakan penjualan global makanan bayi mencapai lebih dari £6 miliar. Di Inggris, empat dari lima orangtua membeli bubur kemasan dan susu formula.

Jumlah asupan makan bayi sangat bervariasi tergantung selera dan makanan dan susu yang diberikan. Namun peneliti memperkirakan bahwa bayi  yang diberi satu porsi bubur daging dan satu porsi bubur sayuran, serta lebih dari 600 ml susu formula tidak memperoleh kalsium, magnesium tembaga dan selenium yang cukup.

Kalsium sangat penting untuk membangun kekuatan tulang dan gigi, mengatur detak jantung dan memastikan bekuan darah dengan benar. Magnesium juga penting untuk kesehatan tulang, tembaga bertanggungjawab pada perkembangan otak dan selenoum membantu sistem kekebalan tubuh.

Dr Nazanin Zand, pemimpin studi yang diterbitkan dalam jurnal Food Chemistry berkata: "Bayi memiliki kapasitas makan terbatas. Karena itu sangat penting makanan yang diberikan padat gizi," katanya seperti dikutip HealthDay.

Dia mendorong pemerintah tak hanya memerhatikan asupan gizi pada anak sekolah, namun juga pada bayi dan balita.

1 komentar: